Sabar - Azhar Mesir
Headlines News :
Home » » Sabar

Sabar

Written By Muhammad Syafi`i Tampubolon on Kamis, 01 September 2011 | 18.08

SABAR

oleh: Muhammad Syafi`i Tampubolon

Ada beberapa hal yang terkadang membuat manusia menjadi marah, namun sebelum sampai kepada tingkatan marah biasanya didahului dengan emosi, emosional biasanya akan muncul jika ada sesuatu yang tidak berkenan dihati. Emosional dipicu oleh tekanan-tekanan pSermasalahan, baik itu permasalahan yang muncul dari diri sendiri, keluarga maupun orang lain.
Permasalahan juga tidak akan muncul begitu saja, pastinya ada yang memulai. Permasalahan juga akan hinggap kepada siapa saja tanpa memandang usia dan kedudukan. Semakin bertambah usia tentunya semakin banyak kebutuhan, jika kebutuhan sudah semakin bertambah, pastinya permasalahan akan bertambah, begitu juga halnya kedudukan, semakin tinggi kedudukan seseorang dikhalayak ramai, maka akan semakin sering permasalahan akan muncul dan harus dihadapi.

Contoh-contoh permasalahan kecil itu bisa kita lihat didalam kehidupan keseharian manusia. Kita coba ambil contoh dari seorang anak bayi. Bayi, ketika dia haus atau lapar maka dia akan menangis, tangisannya itu adalah sebagai tanda dari permasalahannya. Seorang ibu akan melepaskan masalah sibayi dengan cara memberi susu atau ASI. Dan bukan hanya sekali dua kali sibayi itu menangis untuk menunjukkan permasalahannya dan seorang bayi tentunya tidak kenal atau mengerti dengan yang namanya sabar.
Ketika seorang ibu mampu membeli susu untuk kebutuhan sibayi, maka pastinya itu bukan masalah bagi siibu dan juga sibayi. Namun ketika seorang ibu tidak mampu membeli susu, maka itu akan menjadi sebuah masalah bagi siibu dan juga sibayi, mungkin masalah yang timbul minimal siibu merasa "Perasaan yang tertekan karena tidak mampu memberikan kebutuhan sibayi". Walaupun seorang ibu mampu untuk membeli susu sibayi belum tentu dia lepas dari yang namanya masalah. Artinya " Masalah akan tetap ada dan tidak akan pernah bisa musnah ".
Kita hanya mampu dan berusaha memperkecil masalah, bukan berarti semua manusia mengerti tentang hal ini, sebab masih banyak manusia yang membesar-besarkan masalah yang kecil hingga berakibat fatal.

Mungkin kita sering mendengar nama seorang tokoh besar dan ia juga seorang rasul yang membawa sebuah ketetapan hukum ketuhanan, kehidupan dan ketata-negaraan. Ia bernama Muhammad, orang yang pertama sekali didunia ini bernama Muhammad. Seorang pemimpin yang disukai oleh orang-orang yang memiliki keyakinan dan dibenci oleh orang-orang yang tidak memiliki keyakinan dengan kebencian yang luar biasa tanpa alasan yang tepat untuk membencinya.
Rasul itu pun berkata: والصبر ضياء jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia "Sabar itu adalah cahaya". Mungkin kita bisa melihat lampu teplok atau lampu petromax atau lampu neon. Perhatikanlah lampu itu, lampu itu tidak akan bisa luas cahayanya jika tidak ada kaca, kita bisa mencobanya, pertama ambil lampu petromax dan hidupkan dengan korek api sumbunya namun lepaskan kacanya, maka cahayanya hanya bisa menerangi daerah yang dekat saja, dan coba masukkan kembali kacanya, dan perhatikan perbedaannya, pasti cahaya itu akan lebih luas cakupannya ketimbang tidak pakai kaca. Disamping itu api lampu itu juga akan lebih tenang disebabkan terlindung dari tiupan angin. Disisi lain, api dan cahaya memiliki keterikatan. Kita bisa melihat perbedaan itu pada matahari dan bulan. Kalau kita perhatikan seolah-olah matahari itu akan padam jika sudah memasuki malam hari, padahal sebenarnya matahari tidak pernah padam, sebab bulan akan meminjam cahaya matahari untuk memberikan cahaya dimalam hari.
Sabar adalah salah satu sifat yang diberikan Allah kepada hambanya, namun sifat sabar itu tidak akan berfungsi jika tidak ada permasalahan atau cobaan yang ringan atau yang paling berat. Sifat sabar yang ada pada diri kita itu kecil. Kemudian permasalahan atau cobaan didalam kehidupan ini yang membuat sifat sabar itu mengeluarkan cahaya-nya, sehingga sumbu yang mengeluarkan api (Masalah) yang kecil itu menjadi sebuah cahaya yang besar bagi pribadi-pribadi seoarang muslim. Jikalau begitu, masalah atau cobaan itu adalah sumbu kecil yang membakar dan mengumpulkan sinar-sinar kecil hingga menyinari dinding-dinding hati dan pada akhirnya memantulkan cahaya, dan cahaya itu adalah kesabaran dari pribadi kita yang lama terpendam. Semakin besar cobaan hidup yang dihadapi, semakin besar pula cahaya itu terlihat oleh kita dan orang lain, sehingga tidak ada kamus yang meng-istilahkan "Sabar itu ada batasnya".

Pengaplikasian realita sabar.

Sepantasnya orang yang memiliki pandangan kedepan ada baiknya jika merenungkan kata-kata ini:

Padakanlah dirimu dengan lima hal sebelum datang lima hal:
1-      Masa sehat-mu sebelum datang masa sakit-mu.
2-      Masa kaya-mu sebelum datang masa miskin-mu.
3-      Masa lapang-mu sebelum datang masa sibuk-mu.
4-      Masa muda-mu sebelum datang masa tua-mu.
5-      Masa hidup-mu sebelum datang masa mati-mu.

Adapun orang yang mengatakan itu adalah Utusan Allah, namanya Mumahammad anaknya si-Abdullah, perkataan itu diabadikan oleh orang yang bernama Al-Hakim. Kalaulah boleh saya berkata: Ambillah perkataan-perkataan orang-orang yang bertanggung jawab atas perkataanya.

Berapa banyak manusia yang tidak mampu bersabar ketika masih sehat. Semua dikerjakan, semua dilakukan baik dari yang baik hingga yang paling buruk, hingga pada akhirnya jatuh sakit. Ketika masih sehat semua permasalahan bisa diselesaikan dengan baik, baik itu dengan cara-cara yang baik maupun dengan cara-cara yang kurang baik, yang nantinya seseorang itu beranggapan masalah itu akan selesai tanpa menimbulkan masalah yang lain, namun kadang kala prediksi itu ada juga yang meleset dan menimbulkan masalah yang lebih besar. Disisi lain Allah sudah memberikan sebuah warning, yang mana perbuatan atau cara yang kita rasa baik belum tentu baik dimata Allah, dan apa yang kita rasa buruk belum tentu buruk dimata Allah.

Namun sebagai seorang makhluk, kita hanya mampu menerka, memprediksi atau beranggapan bahwa itu baik dan itu buruk, sebab Allah juga bersikap adil, disisi lain Allah tidak sepihak dengan keinginan kita, namun disisi lain Allah berpihak kepada apa yang kita butuhkan. Begitu juga halnya seorang ayah, ayah lebih tau apa yang dibutuhkan oleh anaknya, namun terkadang seorang ayah tidak akan sepakat dengan keinginan anaknya. sebab seorang ayah yang baik akan tau apa efek dari keinginan anaknya. Satu contoh kecil, seorang anak menginginkan sepeda motor untuk sarana transportasi kesekolah, namun ayah hanya memberikan uang secukupnya untuk naik bis, namun anak bersikeras agar tetap dibelikan motor. Nah, apa yang dilakukan ayah adalah memberikan kebutuhan anak dan tidak mengabulkan keinginan anak. Maka seorang anak yang baik akan berkata " Ayahku lebih mengetahui apa yang aku butuhkan dan bukan apa yang aku inginkan ", tapi kita akan mengetahui juga bahwa tidak semua anak bisa berfikir seperti itu, kadang kala seorang anak akan berfikir bahwa ayahnya tidak sayang kepadanya. Begitu jugalah Allah dengan manusia, dan manusia dengan Allah. Allahu A`lam.

Kita lihat orang yang sakit, orang sakit mampu bersabar, mampu menahan segala penderitaan yang dirasakannya. Rasa sakit adalah efek ketidak sabaran ketika masih sehat. Nikmatnya rasa sehat hanya akan dirasakan ketika sudah jatuh sakit. Sebab ketika seseorang itu sehat ia mampu berbuat apa saja yang diinginkan, namun ketika sudah jatuh sakit maka ia tidak akan bisa berbuat apa-apa kecuali hanya mampu merengek dan mengeluh untuk memenuhi kebutuhannya kepada orang yang sehat dengan cara meminta tolong. Namun ketika ia sudah sehat lagi maka ia akan lupa betapa sakitnya ketika ia jatuh sakit. Sedangkan hidupnya jika dipersentasekan lebih banyak sehatnya ketimbang sakitnya, namun jikalau begitu lebih banyak ketidak sabarannya ketimbang sabarnya. Namun begitupun Allah tetap adil, Allah berikan imbalan yang besar bagi orang yang sakit jika seseorang itu tau itu adalah lahan amal dari Allah, dan Allah juga memberi imbalan yang besar bagi orang-orang yang sehat, sebab dengan kesehatannya itu dia dapat beribadah dengan secara sempurna kepada Allah. Allahu A`lam

Siapa yang tidak suka dengan kekayaan, semua orang suka dengan yang namanya harta, tahta dan wanita. Siapa yang tidak suka juga dengan kaya hati, jiwa, raga, ilmu dan hikmah. Kalau memungkinkan orang ingin kaya harta, ilmu dan hikmah. Dalam satu waktu dan satu masa ini hanya diberikan oleh Allah kepada dua orang, yaitu utusan Allah Daud dan anaknya Sulaiman. Semua orang yang memiliki keyakinan maka akan kenal dengan kedua orang tersebut, Daud adalah utusan Allah dan mencakup Raja serta memiliki ilmu dan hikmah serta kaya raya, Daud juga seorang pemberani, namun masih menyembah Allah. Kalau dimasa ini, dimasa yang serba moderen, hampir semua hartawan dan pemberani menyembah syetan dan jin. Allahu A`lam.
Banyak kita perhatikan orang miskin yang sabar dengan kemiskinannya hingga melupakan Allah sang pencipta segala-galanya. Katakanlah orang yang yang paling miskin itu adalah orang yang mencari barang-barang rongsokan (Butut) untuk dijual hanya untuk mendapatkan sesuap nasi untuk menyambung kehidupan pada hari ini. Kalau kita perhatikan mereka punya waktu untuk mengerjakan yang namanya kewajiban kepada Allah jika mereka seorang muslim. Namun mereka terkadang lupa kalau yang menciptakan harta dan yang memberi rezeki itu adalah Allah.

Begitu juga halnya seorang direktur yang sudah punya pekerjaan yang tetap dan selalu rapi dan memiliki waktu yang lapang untuk mengerjakan kewajiban kepada Allah, namun berapa banyak tukang butut dan direktur-direktur yang lupa dengan Tuhannya yang maha pemberi rezeki.
Padahal kekayaan dan kemiskinan adalah anugerah Allah. Untuk mendapatkan kekayaan dan menjaga kekayaan itu dibutuhkan kesabaran, namun tidak kalah pentingnya ketika menghadapi kemiskinan itu dengan kesabaran. Kekayaan adalah amanah Allah, begitu juga halnya kemiskinan. Kalau kita berbicara tentang surga dan neraka, Mungkin manusia yang kaya akan lebih mudah untuk membeli surga dan juga mungkin lebih mudah untuk membeli neraka dengan kekayaannya. Begitu juga halnya manusia yang miskin, dengan alasan kemiskinannya itu dia akan mendapatkan surga dan juga neraka.

Orang yang kaya harta mungkin lebih susah untuk menjaga dan mempertanggung jawabkannya didepan sang pencipta. Sebab dia akan ditanya darimana kekayaan itu dan dipergunakan untuk apa. Jikalau orang miskin mungkin tidak terlalu banyak yang harus dijaga dan dipertanggung jawabkan didepan sang pencipta. Kalau nanti sudah mati maka orang kaya akan berkata "Alangkah baiknya dulu aku miskin" sebab banyak pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dikarenakan salah penggunaan, namun ada juga amal ibadahnya yang menjawab, seperti shodaqoh dan lain-lain. Namun ketika manusia miskin itu hidup didunia ia akan berkata "Alangkah susahnya kemiskinan ini hingga membuatku tidak dapat beribadah kepada Allah", sehingga kemiskinan itu lebih mendekatkan diri kepada yang namanya "KUFUR", namun tanpa terkecuali kekayaan juga bisa mendekatkan diri kepada kekufuran, orang kaya bisa menguntungkan dirinya didunia dan akhirat, namun bisa juga merugikan dirinya didunia dan akhirat, begitu juga dengan orang miskin, orang miskin bisa mengambil keuntungan dari dunia dan mendapatkan keuntungan nanti kelak diakhirat, begitu juga sebaliknya, kemiskinan bisa merugikan disrinya didunia dan akhirat. Namun yang kaya dan yang miskin hilang begitu saja ditelan bumi tanpa ada berita. Allahu A`lam.
Share this article :

0 komentar:

 
Support : Website | Hosting Syafii | Jurnalis Mesir
Copyright © 2011. Azhar Mesir - All Rights Reserved
Islam Kaffah Creating Website
Proudly powered by Blogger